"Beware of your assistant."
Sinopsis & resensi film "London Virginia (2010)" movie review
London Virginia (2010), is about a girl named London who has everything in terms of career. London became a top model and actress who came from affluent families. However, despite having had it all, London is always faced a number of problems. Even career and romance brought him into a very sad situation. Secretly, Candra like London and tried to approach it by way of posing as a transvestite with a pseudonym, Sandra. Then, Sandra became assistant of London.
Sinopsis & resensi film: London Virginia (2010) trailer & movie review
resensi film review London Virginia (2010) poster |
Berkisah tentang seorang gadis bernama London (Cheverly Amalia) yang memiliki segalanya dalam hal karier. London menjadi seorang model dan artis papan atas yang berasal dari keluarga yang berkecukupan. Namun, meski telah memiliki semuanya, London selalu menghadapi sejumlah masalah
Untuk mendampingi putrinya, sang Ayah memberikan seorang asisten Candra (Gading Marten). Namun, karena sikap London yang sulit didekati pria, Candra memilih mengubah dirinya menjadi Sandra. Kehadiran Sandra benar-benar sangat menolong London dalam menghadapi masalahnya. Meskipun dihasut kemudian putus cinta dan putus kontrak kerja, Sandra selalu memberi semangat kepada London.
Malam, saat London mabuk di sebuah bar, dia bertemu dengan Virginia (Sabrina Athika) dan Kamel (Abdurrahman Arif). Mereka berdua datang dari kampung untuk mengejar mimpi menjadi penyanyi. Yang membuat London dan Virginia cepat akrab adalah mereka sama-sama memiliki darah Arab dan Manado. Jadi saat berbincang bahasa daerah mereka langsung nyambung.
Karena sedang tidak laku, London mendapat ide untuk menjadi produser mereka berdua. Dengan modal yang berlebih mereka berdua disulap menjadi penyanyi pop yang terkenal. Berempat mereka saling mengisi dan mengingatkan akan tujuan keberhasilan karir Virginia dan Kamel. Seiring sifat positifnya, London mendapatkan kembali peran dalam sebuah proyek film.
Namun, justru saat kebahagiaan kembali menaungi London, Sandra mennghilang tanpa pamit. Seminggu sudah tidak ada kabarnya, London mulai kehilangan semangat. Saat Ayahnya pulang, London tidak menyambut dengan gembira. Kuatir dengan kegelisahan putrinya, Ayahnya berusaha menghadirkan Candra dan memintanya mengaku.
Konsep cerita ini sebenarnya cukup menarik, membandingkan dua orang dengan latar belakang yang bertolak belakang kemudian menjadi sahabat dalam meraih mimpi. Namun, sayangnya, pengambilan gambar terlalu tergesa-gesa dan tidak detail. Misalnya saat mabuk di kamar toilet, tiba-tiba saja ada botol minuman padahal jelas-jelas London masuk tanpa botol. Scene sarapan di pinggir kolam dengan cahaya malam. Meskipun tidak mengganggu alur cerita, namun ini mengganggu logika penonton.
Ada beberapa hal positif yang mampu diambil, pertama akting Gading yang mampu menarik penonton. Peralihan peran gendernya sangat tegas. Kedua, keberanian mengangkat tema lokal dengan bahasa daerah, meskipun harus dibumbui subtitle. --disadur dari kapanlagi.com.com--
Starring: Cheverely Amalia, Gading Marten, Sabrina Athika, Abdurahman Arif, Barry Prima, Pierre Gruno
Director: Cheverely Amalia
Runtime: 95 minutes
Source: imdb.com movieweb.com kapanlagi.com